You Belong With Me (Part III[last]) (Songfiction)



Standing by and waiting at your back door
Berdiri dan menunggu di pintu belakangmu
All this time
Selama ini
How could you not know
Bagaimana mungkin kau tak tahu?
Baby you belong with me
Kasih kau milikku
You belong with me
Kau milikku


Ah.. Aku sudah sangat tidak sabar untuk bertemu denganmu Dim!. Meski sekarang Karin sudah sangat memberikan Jarak antara kita. Kita masih bisa tetap seperti dulu. tertawa bersama, dan menertawakan mengapa kita tertawa. Konyol memang. Tapi, begitulah kebersamaan kita. Huhh.. selama ini aku sudah sangat lama menunggu Dim! Sudah sangat lama!. Apa aku sebegitu tidak terlihatnya Dim?
Kau rela tidak tidur ketika aku sakit. Hanya untuk memastikan jika aku terbangun dan membutuhkan sesuatu aku tidak perlu beranjak. Kau rela menjemputku sejauh apapun aku dari tempatmu berpijak. Seperti malam itu….
“Ki? Kamu dimana? Kok belum pulang?” Aku tersenyum sendiri ketika kau tiba-tiba menelfon hanya karena ini sudah pukul 22.00 dan aku belum mengabarimu apapa hari ini.
“Aku di Bandung…”
“Ah? Bandung? Kok kamu nggak bilang sih Ki? Aku kan bisa nganter?”
“iyaa, kesininya juga sama temen kok Dim!”
“Oh, ya Udah kamu sms-in aku kamu sekarang dimana, aku jemput, sekarang.”
“iyaa.. iyaaa”
Salahkah aku jika aku bahagia jika kau perhatikan seperti itu? Kau hanya tidak sadar Dim! Sebenarnya kau sudah lama menjadi milikku. Yah! Kau milikku. Sejak dulu.
***


Have you ever thought just maybe
Pernahkah kau berpikir bahwa mungkin
You belong with me
Kau milikku
You belong with me...
Kau milikku
Sekarang  aku tersenyum Dim! Aku sangat bahagia!. Pernahkah kau membayangkan orang yang kau sukai ternyata juga menyukaimu? Berharap lebih padamu? Aku sedang merasakannya.
Seperti ada kupu-kupu yang beterbangan dan menggelitik di dalam perutku. Sekarang Dim! Berkatmu, aku bisa merasakan cinta yang datang diwaktu yang tidak tepat tapi, dengan orang yang tepat. Terima kasih Dimas, kau membuatku memahami sesuatu, penantian akan membuahkan hasil yang lebih dari kata setimpal.
Karenamu, karena ucapanmu malam itu, kau membuatku sadar, cinta lebih baik datang diwaktu yang tepat dibandingkan datang tepat waktu, tapi, lebih baik dari itu, cinta tidak penting kapan ia datang, entah diwaktu, tempat, bahkan suasana yang tidak tepat yang jelas orang yang tepat sedang berjalan dibalik ketidak tepatan itu.
Jadi, kukatakan pada pria yang sekarang memenuhi relung hati yang pernah kau huni Dimas!
“Heru”
“Iya? Dzee?” Kalian berdua memanggilku dengan dua panggilan yang berbeda. Dan rasanya sama saja.
“You Belong With Me, Heru I made for you..” Heru tersenyum. indah .
 Lihat Dimas? Apa kau bisa melihatnya dari atas sana? Heru memiliki senyum yang sama indahnya dengan senyummu.
END
0 Responses