ini KITA dan kau tahu itu

"Ki?"
"Ehm?" Aku menjawabmu, meski sedang menatap layar komputer dengan seriusnya.
Kita di Perpustakaan sekolah, Tidak hanya berdua ada beberapa anak lain yang sedang tenggelam pada bacaan masing-masing.
"Boleh bicara sebentar nggak?"\
"Bicara? Inikan juga lagi bicara, Udah ngomong aja"
"Kamu nggak sibukkan?"
Aku yang sangaattt sibuk. mem pause Alien Shooter yang sedang kumainkan. Memutar bola mata kearahmu, agar kau melihat betapa terganggunya aku.
"Menurut kamu?" Kataku sinis. Aku seorang gamers. Kau tau itu. Semua tau itu. Jadi itu artinya KETIKA AKU SEDANG MEMAINKAN SEBUAH PERMAINAN APAPUN ITU AKU SANGAT TIDAK BISA DIGANGGU!.
"Maaf"Jawabmu sendu. Kau memutar badan. "Mungkin lain kali saja" Katamu lagi.
Aku mengedikkan bahu. Tak peduli. Tak mau peduli. Meski jujur, ekor mataku terus mengikuti punggungmu hingga menghilang.
Aku melanjutkan Game yang kumainkan dengan tidak serius.
Kau berhasil membuyarkan konsentrasiku.
Kau berhasil membuat seorang 'IKKI' menghentikan permainan gamenya.
Tak mengertikah kau? bahwa kau sangat penting.
Setelah hari itu

Dikantin..
Perpustakaan...
Laboratorium...
Dimanapun kita berpapasan.
Kau selalu memperhatikanku. Aku selalu menunggu. Menunggu kau berani mengungkapkannya. apapun itu.
tatapan yang tak seperti dulu..
Tak kudapat lagi sebuah tatapan yang hangat. Dengan senyum lebar.
Aku rindu senyummu yang selalu memamerkan gigi gigimu yang tidak rapi.
Lucu tidak? Kalau aku rindu akan semua tentangmu?
Kini yang kudapati hanyalah tatapan memohon. Senyum tipis.
Senyum Kecut.

Hingga saat itu...
Kesabaranku memasuki tingkat terendah hingga nyaris habis.
Aku  bukan type orang yang bisa dibuat menunggu
Jangan harap akukan menunggu..
Kau sangat tahu itu

"Hey!" Aku menyapamu. Terlebih dahulu. Terlihat kau langsung berdiri dan hendak pergi
"Heeeeyyyyy!" Aku berteriak. Kau berbalik tersenyum.
"Kamu manggil aku, Ki?" Tanyamu. Aku tahu kau purapura.
"Do you think?" Jawabku singkat. Saat itu diperpustakaan. lagi . Di perpustakaan sangat sepi saat itu, karena hanya kelasmu dan kelasku yang sedang free class. Dan sebagian teman-teman kita menghabiskan free class dengan tiduran di kelas dan mesjid selebihnya aku tak peduli.
"Oh. Kenapa?"
"Hanya menagih janji"
"Janji?" Kau mengernyitkan dahi.
"Yang kau katakan saat itu, apa?"
"Yang mana?"
"Kamu purapura bodoh atau gimana sih?" Aku mulai jengkel dengan sikapmu
"....."
"Apa? Kasi tau dong, Aku penasaran!?"
"Nggak sekarang Ki, Nggak hari ini, Nggak disini"
"terus? Kapan?" Aku nyaris menangis.
"Ki, kamu tahu setitik air mata saja yang kamu jatuhkan karenaku, akan membuatku sangat membenci diriku sendiri" Kau berkata entah tulus atau modus, Aku tidak sedang memandang matamu.
"Jangan lebay deh!" Aku mencoba melihatmu. Kaupun seperti itu, seakan mencari jawaban dari kedua mataku. 
"Oke, Ki pulang sekolah Warnet samping sekolah. " Kau berlalu. Pergi meniggalkanku dikursi terdepan diperpustakaan
"Apaan sih kamu?" Aku jengkel. entahlah. Aku sering jengkel dengan sikapmu akhirakhir ini.

                                                                        ***
  Aku tak datang di hari itu kan? Aku disana melihatmu menunggu di Bilik 3. Hanya memandangimu. Kau terlihat gelisah .pantulan cahaya Komputer terpantul ke kacamatamu. Ku berdiri melihat satu per satu bilik. Dan kau tidak melihatku. Aku berada didepan pintu. Bingung. Mungkin kau kecewa. Hanya saja. Aku benci dengan keadaan kita yang seperti ini. Kuputuskan untuk tidak masuk. Terus berdiri disana melihat berapa lama kau akan menungguku.

satu jam..
tiga jam...

Ini sudah tiga jam. Aku memutuskan pulang. Lalu mengirimkanmu sebuah sms

"Maaf tadi ada urusan lain, tidak usah menungguku"

Aku mengirimimu sms itu, maaf aku berbohong.

Dan sejak saat itu ..
Kita bukan lagi sepasang sahabat..
Bukan pula teman...
Bukan siapasiapa
Kita hanya kedua orang yang tidak pernah saling kenal

Hari yang kunantikan tiba...
Aku tahu apa yang akan kau katakan
tidak langsung darimu..
Aku menemukan Diarymu...


Sejuta terima kasih untuk Guru bahasa Indonesia kita
Yang menaruh diarymu diatas meja
Aku yang saat itu di percayakan untuk memeriksa hasil ulangan
Melihatlihat salah satu buku.
Dan aku sedikit kaget
Melihat sebuah foto jatuh dari Diary berwarna Coklat.
Aku penasaran.

Tersenyum? tentu saja!
Aku mengetahui bahwa empunya Diary itu adalah dirimu!
Aku membaca dan sangat kaget dengan apa yang kutemukan didalam diary mu.
Kau akan mengungkapkan perasaanmu kepadaku.

Kau selama ini baik kepadaku.
Apakah itu semua hanya modus ?
Kau selalu menomor satukan diriku diatas semuanya
Apakah itu hanya sebuah alasan?
Tak tuluskah semua kenangan kita?
Kufikir kita teman
Kufikir kita sahabat
Ku Ingin kita menjadi TEMAN

Aku kembali mengingat sikapmu selama ini
Kau selalu bertanya tentang keadaanku
Kau selalu peduli tentang kondisiku
Kufikir kau berbeda!
Apakah kau sama dengan yang lainnya?
Baik padaku hanya untuk mencapai suatu tujuan?

Aku kembali membaca..

Saya terus menunggu dia, mengelilingi semua bilik karena merasakan dia ada disekitar saya. mungkin ini yang namanya jatuh cinta bla blabla... saya sangat kecewa... blabla.bla...bla.........bla.........bla... frustasi.......bla....bla..........harus menjauhinya..bla.bla.bla........ tak bisa bla.bla.bla........ sangat sulit.........

Deg!
kau merasakan kehadiranku saat itu? merasakan aku sedang berada disekelilingmu? Apakah pesahabatan kita telah membuat kita menjadi saling terhubung? Kuhentikan membaca diarymu. Takut akan hal-hal yang akan kutemui disana.

Hei kau..
Saat kau membaca ini, kuberitahu padamu. Aku sudah mengetahui beberapa. tak semuanya, jadi kau masih memiliki bagian yang bisa kau ceritakan sendiri.

Tak bisakah kau hadir? dan memberitahukan semuanya padaku?
Selayaknya "KITA" yang dulu.?







0 Responses