Our story and Al-Azhar University :'

Kau, membuatku kembali teringat pada janji kita dulu...

4 Tahun yang lalu...

"Ki.. Entar kalo udah kuliah kamu pengen lanjut dimana?" Tanyamu saat kita melakukan rutinitas kita saat jam istirahat. Rutinitas ini sudah mulai kita lakukan bersama meski saat itu kita belum saling kenal. Ya.. kita sama-sama siswa dan siswi baru pada saat itu. Disebuah SMP Islam Terpadu yang baru buka. Kita sama-sama angkatan pertama saat itu.
"Hmm UI mungkin. Kenapa?" Jawabku masih dengan mata yang berpatut pada buku
The Milky Way galaxy karya Leonid S. Maročnik.
"UI?Gimana kalo Al-Azhar aja?" Lanjutmu yang kala itu membuatku melihatmu dan bertanya dengan polosnya.
"Al-Azhar bukannya SIT (Sekolah Islam Terpadu) ?"
"Bukan Ki.. Al-Azhar itu universitas tertua di Dunia"
"Indonesia?"
"Kairo Ki, Mesir."
"Wow, nggak tertarik" Jawabku ketus, kembali membaca buku yang masih melekat ditanganku.
"Kenapa?"
"it's too far, I think"
"اُطْلُبُوْا العِلْمَ وَلَوْ في الصِّينِ" Sergahmu dengan sebuah hadist yang masih terasa asing ditelingaku saat itu.
"Ah? Apa?"
"Tuntutlah ilmu sampai kenegeri Cina, Ki"
"Kairo itu diMesir, bukan di Cina" Masih dengan tatapan yang terpaut kearah buku. Tahukah kamu saat itu? Konsentrasiku mulai buyar, Entahlah!. Berfikiran bahwa kau akan melanjutkan sekolahmu, disekolah yang teramat jauh membuat oksigen oksigen menggumpal hebat menahan setiap gerakan Respirasi yang terus menuntut melanjutkan pekerjaannya.
"Maksudnya... Gini nih! Nggak peduli seberapa jauh tempat itu, nggak peduli seberapa sulitnya kesana, selagi kamu masih sanggup dan bisa kesana, Selalu ada jalan Ki, selalu ada jalan"
Selalu ada jalan? Tahukah kamu ? sekarang, bagiku, Al-Azhar tinggal sebuah mimpi yang hanya bisa menjadi kenyataan didalam mimpiku. Dan Ia hanya seonggok mimpi didunia nyata, hanya seonggok mimpi..
"Yang jauh belum tentu kualitasnya bagus, UI bagusloh!" Jawabku ngasal sambil mengajungkan jempol sebelah kiri, sedangkan tangan kananku masih berpegangan erat pada buku.
"Gimana kalo kita buat perjanjian aja?" Kau memutar posisimu, dan kedua tanganmu memeluk sandaran kursi.
"Perjanjian?"
"Iya! Perjanjian! Gimana? maukan Ki?"
"Perjanjiannya apa?" Jawabku dengan wajah panik saat itu -_- Anehkan?
"Karena aku nggak yakin kita bakal se-SMA, kita janjian deh, kalo udah lulus SMA kita samasama lanjut di Al-Azhar. Gimana?"
"hmm... gitu yah?"
"Iya asalkan kamu nggak tinggal kelas aja :p"
"Ya udah.. deh.. Tapi, kan kamu tau sendiri, aku nggak begitu tau Matematika, kan selama ini yang ngajarin kamu, itupun kalo udah kamu ajarin pasti besoknya, lupa lagi, kalau aku nggak bisa? kalau.." Aku bimbang. Ragu. Tak tau harus berkata apa.
"Yeahh.. Kalaukamukalaukamu blablabla.." Kau menjulurkan lidah sekali lagi, tapi, aku melihat sesuatu dari kedua bola mata itu. Aku melihat kesungguhan. Keyakinan. Kepercayaan. Keseriusan (?)
Aku yang saat itu masih takuttakut mengiyakan saja, kau tersenyum mengatakan bahwa kau akan menungguku diBandara. Atau kita akan keMesir bersamasama.
 Kau terlalu banyak menggunakan kata kita. Sehinggak akan sulit ketika kata "KITA" kini hanya menjadi sepuing "AKU"

Kau adalah yang pertama, Lakilaki pertama yang bisa tahan dengan ocehanku tanpa terlihat sedikitpun rasa jengkel terlukis diwajahmu.
Kau adalah yang pertama, Lakilaki pertama yang dengan sangat sabar menungguiku ketika sedang asyik membaca berbagai buku tentang tata surya.
Kau bahkan adalah sahabat pertamaku.
Tak ada duanya
Tak tergantikan.

Aku yang masih sangat kecil, Terlalu takut terpisah denganmu.
Tak ada yang bisa menerimaku seperti caramu membuka tanganmu padaku
Tak ada yang selalu siap mendengar rintihan lukaku
Mereka hanya datang disaatku tertawa Tapi, tidak saatku meringis kesakitan.
Kau datanga sebagai Embun yang membasahi bumi.
Kau ada saat Hujan, Kau ada saat Badai, Kau ada saat  Pelangi memamerkan warna indahnya
Kau ada bahkan ketika semua berfikir aku aneh
Kau selalu bilang, bahwa aku tidak aneh. Hanya saja berbeda
Cerewet, Tidak bisa diam,Ngambekan,Tomboy, Maniac Spongebob dan Naruto,dan Selalu asyik dengan dunia yang kubangun sendiri.
Seakan akan aku memiliki bumi yang lain, tak ada yang tahu dimana itu, Tak ada yang boleh memasukinya bahkan menyentuhnya. Kau selalu bilang seperti itu.

Aku kembali menutup mata kali ini
Mengingat setiap detail dari wajahmu
Mengingat setiap langkah kakimu, Senyummu,Nasehatmu, Tawamu,Tangismu...
Hanya ingin kembali memutar kepingan masa lalu yang takkan bisa kudapatkan lagi
Takkan kudapatkan lagi.
Takkan mungkin kudapat lagi
Takkan bisa kudapat lagi

Aku kembali mengingat janji kita
Al-Azhar yah? Ke Masir samasama?
Menyiapkan segala perlengkapan bersamasama?
Kau masuk fakultas yang kauidamkan
Begitupun aku
Semua terasa indah dalam kenangan kita.
Bukan! ini tinggal kenanganku.

AL-AZHAR, MIMPI KITA BERDUA, yang tidak bisa ku dapatkan.
Dimana kau sekarang?
Apa kau tahu segalanya tentang aku?
Apa kau masih peduli seperti dulu?
Apa kau akan mengenaliku jika melihatku?
Aku adalah orang yang berbeda sekarang
Bukan lagi orang yang bisa dengan kuat menahan tangisnya agar tak dimarahi olehmu
Bukan lagi seorang yang selalu kau bilang aku selalu bisa lebih dari mereka
Fatimah Az-Zahra, Aisyah r.a, Kau menyamakanku dengan para bidadari surga!
Aku sekarang bahkan terlihat lebih seperti seseorang yang terlantar.

Tak ada lagi kamu yang akan mengomel jika aku telat sholat
Tak ada lagi kamu yang akan dengan senang hati menungguiku hingga aku bisa menghafalkan target al_qur'anku
Tak ada lagi kamu yang selalu menatap sinis saat aku lupa mengenakan kaos kakiku,
"Kaki itu aurat Ki!, ngapain dipamer?"
"Kan lupa! matanya biasa aja dong! nggak usah sinis gitu!" Aku sering marah, ngambek bahkan cemberut seharian karena kau mengomel atau memarahiku.
Tapi, aku tau bahwa kau seorang penyihir yang bisa menyulap perasaan seseorang menjadi baik tehadapmu
Ingin rasanya kutanyakan
"Kamu lanjut diamana?"
"Sekarang kamu lagi sibuk apa?"
Aku berharap bisa menanyakan hal itu saat kita bertemu kelak.
Kelak ..

Kau pindah sekolah saat kita menaiki kelas 8 (2 SMP)
Kau pergi membawa mimpimimpi kita
Al-Azhar, Kairo, Mesir,,
Aku rindu saat kita membicarakan tentang mesir
samasama mencari tahu tentang Al-Azhar
samasama tertawa saat melihat foto-foo mahasiswa AL-Azhar yang dari Afrika
Kita selalu tertawa karena hal konyol
Al-Azhar tidak konyol!
Aku tau :"
Maaf :"

Hingga hari itu.
Aku tahu keadaanmu
Tahu dimana kamu
Tahu sedang apa kamu
Aku tahu...
Aku sangat tahu...

Dan hari itu aku benarbenar yakin kau telah membawa Al-Azhar kita tenang bersamamu...
Bagaimana pendapatmu tentangku?
Menuliskanmu diBlog? Kau marah?
Tidak! Kau Bahkan tak marah saat aku sengaja memasukkan permen karet kedalam sepatumu
Yang hanya kau komentari "Oh kamu yang ngasih permen karet disepatu aku Ki? Makasih yah :) sepatunya jadi Empuk"

Kau tak marah.
Kau tak pernah cuek
Kau selalu peduli
Kau sahabat paling sejati yang pernah kupunya
Kau sahabat paling mengerti yang pernah kupuja

Kenangan bersamamu
Adalah sebuah kisah panjang yang berakhir Gantung
Aku takkan bisa ksana tanpamu
Siapa yang akan menjemputku diBandara?
bersama siapa aku ke Mesir?
bersama siapa?
Kau yang kini mungkin hanya menyisakan kenangan tak berbekas?
Aku harap
Aku ingin
Kau bisa hidup sehari saja
Dan menceritakan kepadaku
Apa yang kau tulis tentangku diDiarymu
Secara langsung...

0 Responses